PALAPANEWS.MY.ID, JAKARTA –
Salah satu program utama pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo selama 2 periode adalah Pengembangan Wilayah Timur Indonesia, lebih spesifiknya ke Pulau Papua, yang berada di ujung timur Wilayah Negara Republik Indonesia.
Memasuki akhir pemerintahan Jokowi, Forum Mahasiswa dan Pemuda Tanah Papua (FORMAPA) menggelar Diskusi Publik untuk menyikapi hal tersebut diatas. Bertempat di Kopi Titan, Jl. Tebet Timur Dalam II, Tebet Timur, Kec. Tebet, Jakarta Timur, dengan mengusung tema “Pentingnya peningkatan pembangunan di wilayah Papua untuk Kesejahteraan Masyarakat”, Senin, 19 Agustus 2024.
Pada kesempatan tersebut, Narasumber yang mengisi diskusi publik ini salah satunya adalah Tokoh Pemuda Papua, Charles Kossay dan Staf Pengajar di Universitas Kristen Indonesia, Laurens Ikinia.
Charles Kossay yang dikenal juga dengan nama Abang Chako ini adalah Narasumber pertama dalam diskusi ini, yang merupakan jebolan S2 di Universitas Nasional Jakarta, mengungkap bahwa dalam 2 kali periode kepemimpinan Jokowi, terlihat jelas bagaimana kepedulian beliau terhadap Papua, antara lain penetapan Otonomi Khusus bagi Papua, pemekaran 4 Provinsi dan lainnya.
“Di Papua ada 4 hal yang wajib menjadi sorotan utama, yaitu Pendidikan, Kesehatan, Pengentasan Kemiskinan dan Ekonomi Kreatif,” ujar Abang Chako membuka sesi pemaparannya
“Kita memiliki potensi sebagai kontrol sosial dalam mengawal seluruh kebijakan yang terjadi di Papua dan bahkan mengawal seluruh prosesnya, jangan ada ketimpangan yang akan berakibat merugikan masyarakat Papua,” ungkap Charles Kossay.
“Selanjutnya, apakah anggota DPR yang mewakili Papua di DPR-RI memiliki kapasitas dan Kapabilitas untuk mewakili Papua dan mau memperjuangkan hak-hak Papua di DPR-RI?” ungkapnya kembali kepada peserta Diskusi.
Sementara itu, Narasumber selanjutnya, Laurens Ikinia, yang merupakan salah satu tim Pengajar di Universitas Kristen Indonesia mengungkapkan beberapa point dalam pemaparannya, Filosopi pembangunan yang cocok untuk di tetapkan di Papua, 4 Pilar Demokrasi, serta Kebijakan pembangunan terhadap Papua.
“Bentuk pemikiran yang harus dilakukan sebagai Masyarakat Papua terhadap negara ini adalah Papua bukan Beban, tapi Papua adalah potensi,” ungkapnya.
“Di bidang pendidikan, saya pernah mencoba mengkalkulasi biaya pendidikan bagi seluruh anak-anak Papua, yaitu sebesar 1,5 – 2 T untuk kemajuan pendidikan anak-anak Papua kedepannya,” lanjutnya lagi.